Baby Hello Kitty

Rabu, 11 November 2015

Bahan Bahan Pengemulsi (Elmugator)

                                                         

-Emulgator Alam
Elmugator Yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit,dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:
1.     Elmugator dari tumbuh tumbuhan
Termasuk golongan karbohidrat dan merupakan elmugator tipe o/w, sangat peka terhadap elektrolit dan alcohol kadar tinggi dan dapat dirusak oleh bakteri, pembuatan emulsi dengan elmugator ini harus selalu menambahkan bahan pengawet.
a.    Gom Arab
Sangat baik untuk elmugator tipe o/w dan untuk obat minum, emulsi terbentuk sangat stabil dan tidak terlalu kental. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan pada dua factor, yaitu:
a.      Kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis film)
b.      Terbentuknya cairan yang cukup kental  sehingga laju pengendapannya cukup kecil, tetapi masih dapat dituang (tiksotropik)
Jika tidak dinyatakan lain, emulsi yang dibuat dengan gom arab menggunakan gom arab sebanyak 1 dari jumlah minyaknya, untuk membuat korpus emulsi (inti emulsi) diperlukan 1,5 x bobot gom, kemudian diaduk kuat kuat lalu diencerkan dengan sisa airnya
b.    Tragakan
Tragakan dalam air sangat kental sehingga untuk memperoleh emulsi dengan viksositas yang baik hanya diperlukan tragakan sebanyak satu persepuluh kali gom arab saja, emulgator ini hanya bekerja optimum pada Ph 4,5-6.
Tragakan dibuat korpus emulsi dengan menambahkan air sekaligus sebanyak 20x berat tragakan,tragakan hanya berfungsi sebagai pengental tidak dapat membentuk koloid pelindung seperti pada gom
c.    Agar Agar
Emulgator ini kurang efektif jika digunakan sendiri pada umumnya zat ini ditambahkan untuk menambahkan viksositas dari emulsi dengan gom arab, sebelum dipakai agar agar ini dilarutkan dulu dengan air mendidih kemudian didinginkan pelan pelan sampai sushu tidak kurang dari 45 derajat celcius( jika kurang dari suhu tersebut maka agar agar akan berubah menjadi gel)
d.    Chondrus
Sangat baik dipakai untk emulsi minyak ikan karena dapat menutupi rasa dan bau pada minyak ikan tersebut, cara mempersiapkannya sama seperti agar agar
e.    Emulgator Lain
Pektin, metil selulosa, karboksimetilselulosa(CMC); biasa digunakan 1-2%




2.    Emulgator Hewani
a.    Kuning Telur
Kuning telur mengandung lesitin (golongan protein atau asam amino) dan kolesterol. Lesitin adalah emulgator tipe o/w, sedangkan kolesterol adalah tipe w/o, kemampuan lesitin lebih besar dari kolesterol  sehingga secara total kuning telur merupakan emulgator tipe o/w, lesitin mampu mengemulsikan minyak lemak empat kali bobotnya dan minyak menguap dua kali bobotnya
b.    Adeps Lanae
Zat ini banyak mengandung kolesterol, merupakan emulgator tipe o/w dan banyak dipergunakan untuk pemakain luar. Penambahan emulgator ini akan menambah kemampuan minyak untuk menyerap air, dalam keadaan kering dapat menyerap dua kali bobotnya

3.    Emulgator Dari Mineral
a.    Magnesium Alumunium Silikat (Veegum)
Merupakan senyawa organic yang terdiri atas garam garam magnesiumdan alumunium, dengan emulgator ini, emulsi yang terbentuk adalah emulsi tipe o/w, sedangkan pemakain yang lazim adalah sebanyak 1%.Emulsi ini khusus untuk pemakain luar
b.    Bentonit
Tanah liat terdiri atas senyawa alumunium silikat yang dapat mngabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa seperti gel, untuk tujun sebagai emuigator dipakai sebanyak 3%

Emulgator Buatan/Sintetis
1.     Sabun
Dipakai untuk tujuan luar sangat peka terhadap elektrolit, dapat digunakan sebagai emulsi tipe o/w maupun w/o, tergantung pada valensinya, sabun bervalensi satu,misalnya sabun kalium,merupakan emulgator tipe o/w,sedangakan sabun bervalensi dua,misalnya sabun kalsium,merupakan emulgator tipe w/o
2.    Tween 20,40,60,80
3.    Span 20,40,80
Emulgator Dapat Dikelompokan Menjadi:
-          Anionik   : Sabun alkali, Na-lauril sulfat   
-          Kationik  : Senyaea ammonium kuarterner
-          Nonionik  : Tween dan Span
-          Amfoter : Protein dan Lesitin




Cara Pembuatan Emulsi
1.     Metode Gom Kering atau Metode Kontinental
Zat pengemulsi ( biasanya gom arab) dicampur dengan minyak terlebih dahulu kemudian ditambah air untuk membentuk korpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia
2.    Metode Gom Basah atau Metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air(zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, kemudian diencerkan dengan sisa air
3.    Metode Botol atau Metode Botol Forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat zat yang bersifat minyak dan mempunyai viksositas rendah( kurang kental). Serbuk gom dimasukan kedalam botol kering ditambahkan 2 bagian air,botol ditutup, kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat dan tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok

Alat Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Emulsi
1.     Mortir dan Stemper
Mortir dengan permukaan kasar merupakan mortar ilihan untuk pembuatan emulsi yang baik
2.    Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus putus lebih baik daripada secara terus menerus karena hal ini memberikan kesempatan kepada elmugator untuk bekerja sebelum pengocokan selanjutnya
3.    Mixer dan Blender
Partikel fase dispers dihaluskan dengan cara dimasukan kedalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi, akibat putaran pisau tersebut partkel akan menjadi lebih kecil kecil
4.    Homogenizer
Dalam homogenizer disperse cairan terjadi karena campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar
5.    Colloid Mill
Terdiri atas rator dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat diatur, colloid mill digunakan untuk memperoleh derajat disperse cairan dalam cairan yang tinggi

Cara Membedakan Tipe Emulsi
1.     Dengan Pengenceran Fase
Setip emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya, dengan prinsip tersebut emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air dan tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak

2.    Dengan Pengecatan atau Pewarnaan
Zat pewarna akan tersebar merata dalam emulsi jika zat tersebut larut dalam fase eksternal emulsi tersebut, misalnya (dilihat dibawah mikroskop)
-          Emulsi +larutan sudah III dapat member warna merah pada emulsi tipe w/o, karena sudah III larut dalam minyak
-          Emulsi+larutan metilen biru dapat memberikan warna biru pada emulsi tipe o/w, karena metilen biru larut dalam air, selain metilen biru,metilen merah dan amaranth juga dapat digunakan untuk emulsi o/w karena memberikan warna merah
3.    Dengan Kertas Saring atau Kertas tisu
Jika emulsi ditetskan pada kertas saring tersebut terjadi noda minyak, berarti emulsi tersebut tipe w/o tetapi jika terjadi basah merata berarti emulsi tersebut tipe o/w
4.    Dengan Konduktivitas Listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan K ½ watt dan neon ¼ watt, semua dihubungkan secara eri. Lampu neon akan menyala jika elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe o/w, dan akan mati jika dicelupkan pada emulsi tipe w/o

Kestabilan Emulsi
1.     Creaming
Terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase disper lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible, artinya jika dikocok perlahan lahan akan terdispersi kembali
2.    Koalesensi dan Cracking (breaking)
Pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat ireversibel (tidak dapat diperbaiki kembali) hal ini terjadi karena:
-          Peristiwa kimia    : Hal seperti penambahan alcohol,perubahan Ph,penambahan elektrolit CaO eksikatus
-          Peristiwa fisika     : Seperti pemanasan,penyaringan,pendinginan,pengadukan
-          Peristiwa biologis : Seperti fermentasi bakteri,jamur,atau ragi
3.    Inversi Fase
Peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba tiba atau sebaliknya, sifatnya ireversibel


By : M. Agus Burhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar